Selasa, 15 Mei 2012

Apresiasi Unsur Intrinsik Cerpen "Mbah Danu" karya Nugroho Notosusanto


A.    Pendahuluan
1.      Hakikat Apresiasi
a.       Pengertian Apresiasi
Apresiasi Sastra adalah suatu kegiatan mengakrabi karya sastra untuk mendapatkan penglaman, penghayatan dan penikmatan terhadap karya sastra tersebut hingga diperoleh kekayaan wawasan dan pengetahuan, kepekaan pikiran dan rasa terhadap berbagai segi kehidupan. Dari kegiatan tersebut akhirnya pula timbuk kecintaan dan penghargaan terhadap cipta sastra.
b.      Manfaat Apresiasi
Manfaat dari Apresiasi karya satra yaitu  memperkaya pengetahuan dan pengalaman tentang apresiasi karya satra tersebut supaya kita bisa mengapresiasikan kembali kepada anak didik. Kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari cerita tersebut untuk bekal dalam kehidupan kita sehari-hari.
2.      Hakikat Cerpen
a.       Pengertian Cerpen
Cerpen adalah cerita pendek. Akan tetapi, berapa ukuran panjang pendek itu memang tidak ada aturannya, tidak ada satu kesepakatan diantara pengarang dan para ahli. Edgar Allan Poe (Nurgiyantoro, 2000:10) sastrawan kenamaan dai Amerika mengatakan bahwa “Cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam”.
Menurut Sactagraha Hoerip (Nurgiyantoro, 2000:11) Cerpen adalah karakter yang dijabarkan lewat rentetan kejadian daripada kejadian-kejadian itu sendiri satu persatu. Ada yang terjadi didalamnya lazim merupakan satu pengalaman atau penjelajahan dan reaksi mental itulah yang pada hakikatnya disebut cerpen.
b.      Ciri-ciri Cerpen
Nurgiyantoro (2000:12-13) berpendeapat bahwa cerpen mempunyi cirri sebagai berikut:
a)      Plot cerpen pada umumnya tunggal, hanya terdiri dari satu urutan peristiwa yang diikuti sampai cerita terakhir, maka konflik yang dibangun dan klimaks akan diperoleh pun bersifat tunggal pula.
b)      Cerpen berisi hanya satu tema
c)      Jumlah tokoh dalam cerpen terbatas
d)     Latar yang dibangun dalam cerpen hanya memerlukan pelukiskan secara garis besar saja, asal telah mampu memberikan suasana tertentu yang dimaksud.
Selanjutnya Sumardjo (2001:184) mengemukakan pula bahwa cirri khas cerpen adalah “(a) Cerpen hanya memiliki satu arti, satu krisis dan satu efek untuk pembacanya; (b) Pengarang cerpen hanya ingin mengemumukakan sesuatu hal secara tajam; dan (c) Cerpen menuntut penggunaan bahasa yang ekonomis”.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa secara umum cirri khas cerpen yaitu singkat, padu, tunggal, menarik, mengandung bahasa yang tajam, memiliki satu tema, dan satu arti, serta menggunakan bahasa yang ekonomis.
B.     Isi Apresiasi Cerita Pendek “Mbah Danu” Karya Nugroho Notosusanto
1.      Tema
Tema yang ada dalam cerita Mbah Danu ini diambil dari kehidupan sosial,  karena diangakat dari kehidupan sebagian masyarakat yang masih melakukan pengobatan dengan  cara berobat kepada dukun.
2.      Alur
a.       Satuan Peristiwa
a)      Terkenalah seorang dukun yang suka mengobati orang yang sakit, ia bernama Mbah Danu.
b)      Suatu hari seorang pelayan pensiunan jaksa yang bernama Nah sebulan lamanya ia demam. Ia mengeluarkan bunyi-bunyi binatang, mengeong, menggaum, berkoak-koak, dan terkadang meringkik seperti kuda.
c)      Mbah Danu yang dimintai pertolongan untuk mengobati Nah, kabarnya sedang turne, tetapi Mbah Danu akan segera pulang, lalu saat Mbah Danu datang Nah sedang mengeong seperti kucing.
d)     Mbah Danu mengobati Nah dengan menggunakan sapu lidi, kemudian sapu lidi itu dipukulkannya kearah pantat Nah.
e)      Dengan pengobatan yang dilakukan oleh Mbah Danu, Nah pun sembuh.
f)       Prabawa atau keahlian Mbah Danu sebagi tabib yang berhasil, mendapat tantangan dari menantu pak jaksa menantunya tersebut bernama Salyo ia datang kerumah Pak Jaksa.
g)      Konflik antara Mbah Danu dengan Mr.salyo pun berawal pada saat Mbah Danu mencoba menyembuhkan Nyonya Salyo yang sedang sakit, tetapi menurut Mr.Salyo pengobatan yang dilakukan oleh Mbah Danu tersebut akan membuat rusak rahim istrinya.
h)      Akibatnya Mbah Danu dilarang datang ke rumah Pak Jaksa saat penantunya tersebut datang ke rumah Pak Jaksa.
i)        Kemudian pertentanga antara Mr.Salyo dengan Mbah Danu dimulai ketika Mbok Rah salah satu pelayan Pak Jaksa sakit, kemudian Pak Jaksa meminta Mbah Danu agar mengobati Mbok Rah, tetapi Mr.Salyo menyarankan supaya Mbok Rah di obati oleh dokter.
j)        Mbok Rah pun keadaannya semakin parah, kemudian terjadilah ketegangan antara mertua dan menantu, Dokter Umar yang menangani Mbok Rah pun sudah tak bisa berbuat apa-apa kemudian Mbok Rah pun meninggal.
k)      Mulai terjadi perang dingin antara mertua dan menantu, Mr.Salyo merasa kecewa atas semua ini.
l)        Namun pada akhirnya semua terbongkar. Mbok Rah meninggal bukan karena kualat dari Mbah Danu akibat ketidak percayaanya Mr.Salyo terhadap Mbah Danu, tetapi karena Mbok Rah tidak memakan obat yang diberikan Dokter Umar ia malah mebuang obat tetsebut di bawah tempat tidurnya.
b.      Tahap Alur
a)Eksposisi (tahap permulaan)
·         Penulis terlebih dahulu memperkenalkan tokoh yang ada dalam cerpen Mbah Danu yaitu:
a.       Mbah Danu           d. Nyonya Salyo                                 g. Mbok Rah
b.      Pak Jaksa               e. Dokter Umar chattab
c.        Mr.Salyo              f. Nah
·         Tempat peristiwa terjadinya dalam cerpen Mbah Danu ini yaitu di Rembang, di rumah keluarga Pak Jaksa (pensiunan)
·         Peristiwa yang akan terjadi yaitu:
a.       Terkenalnya Mbah Danu sebagai orang yang suka mengobati orang yang sakit
b.      Terjadi konflik antara Mr.Salyo dengan Mbah Danu
c.       Terjadi perang dingin antara Mr.Salyo dengan mertuanya yaitu Pak.Jaksa
d.      Mbok Rah meninggal
e.       Terungkap penyebab kematian Mbok Rah
b)      Tahap pertikaian
      Ketidak percayaan Mr.Salyo terhadap pengobatan yang dilakukan oleh Mbah Danu.
c)Bagian Komplikasi
      Konflik: Pertikaian terjadi ketika Mbah Danu mengobati istri Mr.Salyo
      Krisis   : Terjadi karena ketidak percayaan Mr.salyo terhadap pengobatan yang dilakukan olah Mbah Danu, kemudian Mbah Danu pun dilarang masuk ke rumah Pak Jaksa ketika Mr.Salyo berada di rumah Pak Jaksa.
d)     Bagian puncak (klimaks)
      Puncak konflik terjadi ketika Mbok Rah (pelayan Pak Jaksa) sakit, kemudian Mr.Salyo mengusulkan supaya Mbok Rah ditangani oleh dokter yaitu dokter Umar. Tetapi setelah ditangani oleh dokter, Mbok Rah penyakitnya semakin parah dan akhirnya Mbok Rah meninggal, meninggalnya Mbok Rah ini dianggap karena kualat tidak mempercayai Mbah Danu.
e)  Tahap peleraian
      Tahap peleraian ini terjadi ketika Mr.Salyo mengetahui penyebab kematian Mbok Rah. Mbok Rah meninggal bukan karena kualat dari ketidak percayaan terhadap Mbah Danu tetapi karena Mbok Rah  tidak meminum obat yang diberikan dokter Umar kepada Mbok Rah, ia malah menyimpan obat nya di bawah tempat tidur Mbok Rah.



f)  Tahap akhir
Terungkaplah sebuah kebenaran bahwa Mbok Rah meninggal bukan karena kualat terhadap Mbah Danu, tetapi karena tidak meminum obat yang di berikan dokter kepadanya.
c.       Konflik
Konflik yang terjadi dalam cerpen Mbah Danu ini yaitu konflik manusia dengan manusia.
3.      Latar
a.       Latar Alam
b.      Latar Sosial
c.       Latar Tempat : Di rumah Pak Jaksa
d.      Latar Ruang : Di kamar rumah Pak jaksa
4.      Tokoh dan Penokohan
a.       Mbah Danu;
b.      Pak Jaksa;
c.       Mr.Salyo;
d.      Nyonya Salyo;
e.       Dokter Umar Chattab;
f.       Mbok Rah dan si Nah.
Penokohan merupakan cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dan watak-wataknya itu dalam cerita. Dalam melakukan penokohan tokoh-tokoh dan watk tokoh dalam suatu cerita, pengarang melakukan denagn cara pengarang melukiskan tokoh-tokoh tersebut dengan cara analitik atau narasi. Nugroho Noto Susanto menerangkan langsung melalui uraian-uarian dalam cerpenya tentang tokoh-tokohnya. Nugroho menggambarkan dengan:
a.       Penggambaran fisik
Pengarang menggambarkan fisik Mbah Danu, yaitu misalnya wajahnya yang besar seperti tengkorak, kulitnya liat seperti belulang, pipimya selalu menonjol oleh susur tembakau yang ada dalam mulutnya, jalannya tegak seperti seorang maharani yang angkuh.
b.      Dialog
Dialog antara Umar Chattab dan Mr.Salyo seperti dalam kalimat berikut:
Dokter Umar Chattab “Kininennya sudah tuan berikan sebagai yang saya tetapkan? Tanyanya
“Ya”, jawab Nyonya Mrs.Salyo mendahului suaminya, “saya sendiri yang memberikan pil-pil itu kepada Mbok Rah”.
Dan percakapan atau dialog yang dilakukan antara Mr.Salyo dan Nyonya Salyo:
“kita telah berbuat sebaik mungkin”, kata Nyonya Salyo menghibur suaminya.

5.      Sudut Pandang
Sudut pandang terarah, Pengarang menceritakannya hanya terarahkan kepada Mbah Danu yang mengobati pasien-pasiennya dengan cara yang aneh dan tidak wajar.


6.      Gaya
Gaya bahasa yang ditampilkan oleh pengarang yaitu dengan menampilkan masalah-masalah yang disampaikan, karena pada saat klimaks (puncak cerita) pengarang menampilkan masalah keadaan Mbok Rah semakin parah keadaan tersebut semakin parah dianggap karena kualat tidak mempercayai Mbah Danu dan kemudian Mbok Rah meninggal.

C.     Penutup
1.      Simpulan
Cerpen Mbah Danu ini bertemakan kehidupan sosial. Menceritakan tentang keadaan khidupan masyarakat kota Rembang yang masih percaya terhadap hal-hal yang tahayul dari pada yang modern. Cerpen Mbah Danu ini memberikan amanat untuk kita supaya kita tidak melakukan hal yang sama seperti itu, karena itu semua adalah perbuatan yang sangat konyol (tidak masuk akal. Cobalah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman modern ini. Hindari hal-hal kepercayaan yang terlalu berlabihan terhadap yang tahayul, karena itu bisa dikatakan dengan musrik yakni menduakan Allah.
2.      Saran
Diharapkan setelah membaca unsure-unsur intrinsik yang ada dalam cerita Mbah Danu ini, pembaca dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari jalan cerita cerpen Mbah Danu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar