Papantunan dan
sajak enam seuntai
Ibu Sangkit;p
67 tahun
Dukun bayi
Majalengka
Ampun-
ampu nya paralun,
Neda
panjang pangampura,
Ka
luhur ke sipet rambut,
Kahanap
ka sipet dampal,
Bilih
aya kalepatan,
Ka
Gusti Nu Maha Suci.
Nya
eta cenah bayi,
Babasanana
diturunkeun,
ku indung berang
tos lami,
Nyiar dunyana
nyiar milikna,
Nyiar darajatna
nyiar pangartina,
Tina sabulan
datang ka dua bulan,
Tilu bulan, opat
bulan, lima bulan,
Genep bulan,
tujuh bulan,
Dalapan bulan.
Salapan bulan,
Sapuluh bulan
medal sare.
Eta
dipedalken kana makal sare,
Bayi
dipedalkan kana makal sare,
Saha
nu nyaksian,
Nyaksian
nni praji sakti,
Aki
paraji sakti,
Nyaktikeun
incu putu,
Incu
putu rek ngumbara,
Ngumbara
di alam rame.
Nyaeta
cenah ditengan,
Cenah
ayeuna ku sibayena ngjalankeun,
Ayeuna
dipidangkeun ku indunh beurang,
Nyiar jjodo,
nyiar milik,
Nyiar darajat,
nyiar pangarti,
Bayi ayeuna
dititipkeun ku indung beurang,
Indung
beurangmah ngan darma nakon,
Cenah ayeuna
ngajalankeun,
Ngajalankeun
kawakilan nu kawasa,
Ampun-ampun
nya paralun,
Ayeuna
enok babasanana,
Diliarkeun
ku indung beurang,
Ti
kaler, ti kidul, ti kulon. Ti wetan,
Ayeuna
rek netepkeun ngumbara,
netueupkeun
ayena babasanana
ngunbara
di alam rame,
netepkeun
ayena ngumbara,
cenah
ieu si bayi.
Asyadu
alla ilaaha illaloh,
Waasyadu anna muhammadan
rasuululah,
qulhuwalohu
ahad,
allahussomad,
lam yalid walam
yulad, walam yakul lahuu kufuwan ahad,
Sumber: Puisi Sawer Bahasa Sunda
Oleh: Yus Rusyana
Karna Yudibrato
Wahyu Wibisano
Iskandarwassid
ISI
SAWER PENGANTEN
Kebudayaan di Indonesia sangatlah
beragam, diantaranya yaitu kebudayaan yang biasa dilakuakn dikalangan suku
sunda ketika diadakannya acara
pernikahan. Yaitu upacara
Nyawer yang dilaksanakan setelah akad nikah.
Dalam upacara nyawer ini menggunakan bentuk puisi sawer yang dibacakan dengan
cara dinyanyikan atau ditembangkan oleh juru sawer. Puisi sawer pada acara
pernikahan biasanya berisi tentang nasehat-nasehat untuk pengantin dalam
menjalani kehidupan berumah tangga.
Seperti yang telah kita ketahui, puisi
sawer ini berjudul “Sawer Panganten”
yaitu sawer yang digunakan ketika acara pernikahan. Sawer panganten ini berisi
tentang nasehat-nasehat yang diarahkan ke pengantin. Supaya sepasang suami
istri dalam menjalani kehidupan berumah tangga, saling menyayangi dan saling
memahami sehingga tidak ada perselisihan atau keributan-keributan dalam
menjalani kehidupan berumah tangganya.
Sawer panganten ini memberikan
nasehat kepada yang menjadi istri, supaya ia selalu patuh “sujud”, setia dan memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. Isi
sawer panganten ini juga memberi nasehat kepada yang menjadi istri, supaya
dapat mengatur keuangan, sehingga cukup untuk memenuhi segala kebutuhan
sehari-hari dalam menjalani kehidupan berumah tangganya.
Nasehat yang terdapat dalam sawer
panganten ini tidak hanya ditunjukan/ tertuju kepada yang menjadi istri saja,
tetapi isi sawer panganten ini juga diarahkan kepada pihak yang menjadi suami.
Supaya yang menjadi suami dapat mengukuhkan atau meneguhkan hatinya hanya
kepada istrinya saja. Supaya dalam kehidupan berumah tangganya tidak mudah
tergoda dengan hal-hal yang dapat mengganggu kehidupan berumahtangganya. Tidak
hanya nasehat itu saja yang diberikan kepada yang menjadi suami, tetapi yang
menjadi suami ini jangan egois atau tidak boleh selamanya mengikuti
nafsu/keinginannya. Tetapi ia harus mencari rezeki untuk menafkahi atau
memenuhi segala kebutuhan rumah tangganya.
Dalam sawer panganten ini diberigambaran
bahwa dalam kehidupan berumah tangga, tidak selamanya mengalami kebahagiaan.
Tetapi dalam kehidupan berumah tangga ada kesedihan atau permasalahan yang
harus dihadapi dan diselesaikan secara bersama-sama, karena dalam kehidupan
berumah tangga tidak selamanya senang dan sebaliknya juga tidak selamanya sedih,
segala sesuatu itu ada masanya atau ada
waktunya.
Nasehat yang diungkapkan dalam sawer
panganten ini memberitahukan kepada sepasang suami-istri, bahwa tidak ada yang
bisa dipintai pertolongan dan tidak ada gudang rezeki, kecuali hanya meminta pertolongan
kepada Allah swt.
Pada bait terakhir sekaligus
penutup, disebutkan semoga pasangan pengantin ini diberi umur panjang dan
dimudahkan dalam mendapatkan rezeki.
Tadi kita sudah mengetahui isi sawer
penganten. Apabila isi sawer panganten tersebut dikaitkan denga kehidupan
sekarang. Nasehat-nasehat yang ada dalam sawer penganten tersebut sangat
bermanfaat bagi yang menjalani kehidupan berumah tangga, karena isi sawer
penganten tersebut berisi nasehat-nasehat dalam menjalani kehidupan berumah
tangga. Apalagi sekarang ini sedang marak-maraknya berita perceraian. Mungkin
penyebab perceraian tersebut, pasangan suami istri sudah tidak bisa menahan ego
masing-masing, sehingga mudah sekali mereka untuk memutuskan bercerai.
Dengan mengetahui dan menghayati isi sawer
ini, semoga pasangan-pasangan yang menjalani kehidupan berumah tangga dapat
mewujudkan nasehat-nasehat yang terdapat dalam isi sawer panganten ini dan
semoga pasanga suami istri dapat menjalani dan melewati segala ujian yang ada dalam kehidupan berumah
tangga. Karena pasti setiap pasangan yang berumah tangga mengharapkan
pernikahannya tersebut hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup.