Rabu, 05 Juni 2013

PNS BUKAN SATU-SATUNYA PELUANG REZEKI GURU



Pahlawan Tanpa Tanda Jasa, adalah salah satu ungkapan yang ditunjukkan pada profesi guru. Dulu profesi ini kurang diminati oleh sebagian orang, karena sewaktu itu profesi guru memang kurang diperhatikan oleh pemerintah.  
Namun, pernyataan tersebut berbeda terbalik dengan keadaan sekarang ini.  Contohnya saja di salah satu Universitas di Tasikmalaya yaitu Universitas Siliwangi, dari beberapa fakultas yang ada, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) lah yang paling diminati. Dari fakta tersebut kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa sekarang ini profesi guru sudah banyak diminati dan tidak dipandang sebelah mata lagi. Profesi guru  sudah dipandang sebagai profesi yang terhormat dan banyak diminati.
Salah satu alasan profesi guru sudah tidak dipandang sebelah mata dan banyak diminati, karena pemerintah sudah lebih memperhatika nasib guru-guru. Dengan demikian, supaya kinerja keprofesionalan guru untuk mengajar semakin ditingkatkan lagi, pemerintah menjadikan profesi guru sebagai PNS (pegawai Negri Sipil) yang gajinya sudah ditanggu oleh pemerintah dan juga dengan memiliki status PNS apabila di masa tua, tidak perlulagi risau untuk memikirkan biaya hidup, karena akan mendapat tunjangan atau dapat dikatakan sebagai pensiunan tanpa harus bekerja lagi. Hal tersebut sejalan dengan yang diutarakan oleh Siti sofia, salah satu mahasiswa  yang telah diwawancarai mengenai  status PNS, “Ya memang salah satu alasan saya memilih Program Studi Pendidikkan yaitu guru akan mendapatkan peluang untuk menjadi PNS yang gajinya sudah tetapkan dan ditanggung oleh pemerintah, selain itu apabila saya menjadi PNS selain gaji pokok, terdapat juga tunjangan-tunjangan lainnya seperti sertifikasi dan gaji ke-13 yang jumlah nominalnya tidak sedikit.”
Ketika pendaftaran CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil ) dibuka, orang-orang yang  telah menyelesaikan jenjang pendidikannya dan mendapat gelar S1 di penjuru daerah pendaftarkan diri untuk mengikuti tes CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil), namun dari sekian banyak yang bendaftarkan diri, pemerintah hanya menerima/menjadikan seseorang menjadi PNS itu sedikit, dapat dikatakan pemerintah hanya menerima seperempat orang dari keseluruhan yang mendaftarkan diri.
Kejadian tersebut dijadikan peluang bisnis oleh sebagian orang, yaitu menjadi calo supaya dapat meloloskan seseorang menjadi PNS, dengan persyaratan  harus ada uang sekian juta. Tidak sedikit orang yang tergiur dengan “layanan jasa” tersebut, yang terpenting bagi mereka adalah bahwa saya ingin segera menjadi PNS dengan gaji yang cukup, tanpa harus mengajar dibeberapa tempat yang gajinya belum tentu mencukupi kebutuhan hidup. Hal tersebut dapat dibuktikan ketika saya memwawancarai salah satu mahasiswa, dengan pertanyaan yang saya ajukan  yaitu, “apabila anda memiliki uang yang cukup untuk membayar calo supaya anda diluluskan menjadi PNS, apakah anda akan membayar calo itu?”  Seseorang itu pun menjawab “Ya, selagi ada kesempatan dan ada peluang untuk mengikuti jalan tersebut, ya menurut saya tidak apa-apa.”  
Namun tidak semua orang berpikiran seperti itu, ada juga salah satu mahasiswa yang saya wawancarai ketika menayakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan diatas, ia benjawab “Saya tidak akan melakukan hal seperti itu, lebih baik uang yang saya miliki dijadikan peluang usaha yang lain, lagian apabila PNS memang sudah menjadi rezeki saya, Allah pun akan memudahkan saya untuk menjadi PNS” begitu tuturnya.
Setelah saya menayakan hal tersebut, ada lagi yang saya tanyakan kepada mereka mengenai keinginan guru menjadi PNS. Kebanyakan guru mengiginkan status dirinya menjadi PNS karena ingin memenuhi kebutuhan hidup mereka menjadi lebih layak dan juga dikalangan masyarakat status PNS lebih dipandang lebih terhormat dibanding pekerjaan yang lainnya. Pertanyaan yang saya ajukan kepada mereka yaitu  “Menurut anda ada tidak cara lain yang dapat dilakukan oleh seorang guru supaya dapat memenhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa mengganggu konsentrasi/kinerja guru yang professional dan tanpa harus ngotot menjadi PNS?.” Dari hasil pertanyan tersebut, ada salah satu mahasiswa yang menjawab, “Untuk memenuhi kebutuhan hidup supaya tidak terlalu keukeuh ingin menjdi PNS, yang bisa seorang guru lakukan diantaranya yaitu guru dapat membuka les dirumah, bayangkan saja misalnya dalam satu bulan satu orang siswa dipatok dengan harga 50 ribu 3 kali pertemuan dalam satu minggu dikali minimal 30 orang, hasilnyakan lumayan untuk menambah-ambah uang untuk kebutuhan hidup. Dengan cara tersebut seorang guru tetap bisa memenuhi tanggung jawabnya menjadi guru yang professional dan juga dapat menambah keuangan untuk menambah kebutuhan hidup.”
Berhubungan dengan pernyataan diatas, saya jadi teringat perkataan salah satu dosen di Universitas Siliwangi yaitu Prof. Dr. H. Dedi Heryadi, M.Pd, mengatakan “Salah satu usaha lain yang dapat seorang guru yang dapat dilakukan untuk menambah-nambah penghasilan seorang guru, khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu dengan cara membuat artikel, esai atau opini yang dapat dikiramkan ke salah satu koran, selain itu guru juga dapat menyusun buku ajar yang bisa dikirimkan ke salah satu penerbit buku. Yang terpenting adalah adanya life skill atau kemampuan diri.”
Dari pernyataan-pernyataan yang telah diutarakan, kita telah disadarkan bahwa tidak selamanya rezeki seorang guru  bergantung pada status PNS. Pada intinya semua kembali kepada usaha yang dilakukan oleh setiap orang. Apabila ingin berusaha dengan sungguh-sungguh, rezekipun akan dengan mudahnya mengalir kepada diri mereka. Pada intinya seorang guru tidak perlu risau apabila ia belum juga menjadi PNS. Masih banyak cara yang dapat dilakukan selama seseorang tersebut berpikir, berusaha dan berdoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar