Siapa sih yang
tidak tahu semut??, semua orang pasti mengetahuinya, karena semut berada
dimana-mana. Kalian pernah memperhatika semut tidak?? Semut ketika berhadapan
dengan temannya selalu berhenti, seolah-olah mereka seperti bersalaman atau
mengobrol sejenak dengan temannya. Kalian tahu, mengapa semut selalu berhenti
sejenak ketika berpapasan dengan kawannya?
Semut yang
terlihat “mengadu kepala” saat bertemu itu sebenarnya sedang berkomunikasi.
T.C. Schneirla, seorang peneliti di New York University, pernah mengadakan
percobaan tentang semut. Ia mengambil seekor semut lalu ditaruh dalam tempat
yang berisi makanan. Semut lain ditaruh dalam tempat yang berisi semut-semut
musuh. Kemudian kelakuan kedua semut ini diamati ketika berpapasan dengan
teman-temannya di jalan.
Dari
penelitian itu, Schneirla menyimpulkan bahwa zat kimia yang dikeluarkan dari
makanan ataupun dari musuh semut menempel pada semut itu. Ketika bertemu dengan
semut temannya, semut ini akan saling menyapa. Nah, dengan saling menyapa
inilah zat kimia dari semut akan memberi tahu temannya (melalui antena di
kepala semut) apakah di lingkungan sekitarnya ada makanan atau ada musuh.
Dari kegiatan
yang selalu dilakukan oleh semut itu, kita dapat mengambil hikmah atau
pelajaran yang sangat berharga. Yaitu saling menyapa antara semama manusia.
Semut hanya
binatang, ukuran fisiknya pun berkali-kali lipat lebih kecil dari tubuh
manusia. Mereka (semut) dapat saling menginformasikan atau memberitahukan
keberadaan makan. Selain itu semut juga ketika melakukan pekerjaan selalu
bergotong royong saling membantu satu sama lain. Sedangkan kita manusia, apakah
selalu melakukan hal yang sama halnya dilakukan oleh semut tersebut.
Sekarang kita
jangan terlalu berpikir yang jauh-jauh dahulu. Kita akan membahas kebiasaan kita sehari-hari dahulu, apakah kita
sering menyapa seseorang? Apakah kita sering memberi senyuman kepada orang
lain?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawablah dengan hati nurani sendiri.
Ketika
seseorang telah memiliki jabatan dan harta yang berkecukupan, terkadang timbul
rasa sombong kemudian rasa sombong tersebut menimbulakan rasa lain lagi yaitu
rasa gengsi ketika akan menyapa atau hanya memberi senyuman kepada orang lain. Ketika
rasa itu muncul, segera lah berguru pada semut.
Semut yang
hanya binatang kecil yang tubuhnya berkali-kali lipat lebih kecil daripada
mnusia, dapat melakukan hal yang sangat mulia seperti itu. Kita sebagai manusia yang memiliki derajat yang lebih
mullia dihadapan Allah swt, mengapa tidak bisa melakukan hal yang serupa dengan
semut tersebut, seperti saling menyapa dan saling tolong menolong atau selalu
bergotong royong.
Apabila
seseorang telah melakukan hal seperti senyum, salam, dan sapa, silaturahmi
antar sesama manusia pun akan semakin erat. Apabila silaturahmi antar sesama
terjalin dengan baik, segala kebaikan pun akan berpihak kepada kita. Hal
tersebut sama dengan salah satu hadist dari Anas bin Malik radhiallahu bahwa
Rosulullah shallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang
ingin dilapangkan rezkinya, & ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah
dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5986)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar