Rabu, 05 Juni 2013

BERGURU PADA SEMUT




Siapa sih yang tidak tahu semut??, semua orang pasti mengetahuinya, karena semut berada dimana-mana. Kalian pernah memperhatika semut tidak?? Semut ketika berhadapan dengan temannya selalu berhenti, seolah-olah mereka seperti bersalaman atau mengobrol sejenak dengan temannya. Kalian tahu, mengapa semut selalu berhenti sejenak ketika berpapasan dengan kawannya?
Semut yang terlihat “mengadu kepala” saat bertemu itu sebenarnya sedang berkomunikasi. T.C. Schneirla, seorang peneliti di New York University, pernah mengadakan percobaan tentang semut. Ia mengambil seekor semut lalu ditaruh dalam tempat yang berisi makanan. Semut lain ditaruh dalam tempat yang berisi semut-semut musuh. Kemudian kelakuan kedua semut ini diamati ketika berpapasan dengan teman-temannya di jalan.
Dari penelitian itu, Schneirla menyimpulkan bahwa zat kimia yang dikeluarkan dari makanan ataupun dari musuh semut menempel pada semut itu. Ketika bertemu dengan semut temannya, semut ini akan saling menyapa. Nah, dengan saling menyapa inilah zat kimia dari semut akan memberi tahu temannya (melalui antena di kepala semut) apakah di lingkungan sekitarnya ada makanan atau ada musuh.
Dari kegiatan yang selalu dilakukan oleh semut itu, kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran yang sangat berharga. Yaitu saling menyapa antara semama manusia.
Semut hanya binatang, ukuran fisiknya pun berkali-kali lipat lebih kecil dari tubuh manusia. Mereka (semut) dapat saling menginformasikan atau memberitahukan keberadaan makan. Selain itu semut juga ketika melakukan pekerjaan selalu bergotong royong saling membantu satu sama lain. Sedangkan kita manusia, apakah selalu melakukan hal yang sama halnya dilakukan oleh semut tersebut.
Sekarang kita jangan terlalu berpikir yang jauh-jauh dahulu. Kita akan membahas  kebiasaan kita sehari-hari dahulu, apakah kita sering menyapa seseorang? Apakah kita sering memberi senyuman kepada orang lain?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawablah dengan hati nurani sendiri.
Ketika seseorang telah memiliki jabatan dan harta yang berkecukupan, terkadang timbul rasa sombong kemudian rasa sombong tersebut menimbulakan rasa lain lagi yaitu rasa gengsi ketika akan menyapa atau hanya memberi senyuman kepada orang lain. Ketika rasa itu muncul, segera lah berguru pada semut.
Semut yang hanya binatang kecil yang tubuhnya berkali-kali lipat lebih kecil daripada mnusia, dapat melakukan hal yang sangat mulia seperti itu. Kita sebagai  manusia yang memiliki derajat yang lebih mullia dihadapan Allah swt, mengapa tidak bisa melakukan hal yang serupa dengan semut tersebut, seperti saling menyapa dan saling tolong menolong atau selalu bergotong royong.
Apabila seseorang telah melakukan hal seperti senyum, salam, dan sapa, silaturahmi antar sesama manusia pun akan semakin erat. Apabila silaturahmi antar sesama terjalin dengan baik, segala kebaikan pun akan berpihak kepada kita. Hal tersebut sama dengan salah satu hadist dari Anas bin Malik radhiallahu bahwa Rosulullah shallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezkinya, & ingin dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung silaturrahmi.” (HR. Al-Bukhari no. 5986)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar