Pahlawan Tanpa Tanda
Jasa, adalah salah satu ungkapan yang ditunjukkan pada profesi guru. Dulu
profesi ini kurang diminati oleh sebagian orang, karena sewaktu itu profesi
guru memang kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Namun, pernyataan
tersebut berbeda terbalik dengan keadaan sekarang ini. Contohnya saja di salah satu Universitas di
Tasikmalaya yaitu Universitas Siliwangi, dari beberapa fakultas yang ada, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) lah yang paling diminati. Dari fakta
tersebut kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa sekarang ini profesi guru sudah
banyak diminati dan tidak dipandang sebelah mata lagi. Profesi guru sudah dipandang sebagai profesi yang
terhormat dan banyak diminati.
Salah satu alasan
profesi guru sudah tidak dipandang sebelah mata dan banyak diminati, karena
pemerintah sudah lebih memperhatika nasib guru-guru. Dengan demikian, supaya
kinerja keprofesionalan guru untuk mengajar semakin ditingkatkan lagi, pemerintah
menjadikan profesi guru sebagai PNS (pegawai Negri Sipil) yang gajinya sudah ditanggu
oleh pemerintah dan juga dengan memiliki status PNS apabila di masa tua, tidak
perlulagi risau untuk memikirkan biaya hidup, karena akan mendapat tunjangan atau
dapat dikatakan sebagai pensiunan tanpa harus bekerja lagi. Hal tersebut
sejalan dengan yang diutarakan oleh Siti sofia, salah satu mahasiswa yang telah diwawancarai mengenai status PNS, “Ya memang salah satu alasan saya
memilih Program Studi Pendidikkan yaitu guru akan mendapatkan peluang untuk
menjadi PNS yang gajinya sudah tetapkan dan ditanggung oleh pemerintah, selain
itu apabila saya menjadi PNS selain gaji pokok, terdapat juga tunjangan-tunjangan
lainnya seperti sertifikasi dan gaji ke-13 yang jumlah nominalnya tidak
sedikit.”
Ketika pendaftaran CPNS
(Calon Pegawai Negeri Sipil ) dibuka, orang-orang yang telah menyelesaikan jenjang pendidikannya dan
mendapat gelar S1 di penjuru daerah pendaftarkan diri untuk mengikuti tes CPNS
(Calon Pegawai Negeri Sipil), namun dari sekian banyak yang bendaftarkan diri,
pemerintah hanya menerima/menjadikan seseorang menjadi PNS itu sedikit, dapat
dikatakan pemerintah hanya menerima seperempat orang dari keseluruhan yang
mendaftarkan diri.
Kejadian tersebut
dijadikan peluang bisnis oleh sebagian orang, yaitu menjadi calo supaya dapat
meloloskan seseorang menjadi PNS, dengan persyaratan harus ada uang sekian juta. Tidak sedikit
orang yang tergiur dengan “layanan jasa” tersebut, yang terpenting bagi mereka
adalah bahwa saya ingin segera menjadi PNS dengan gaji yang cukup, tanpa harus
mengajar dibeberapa tempat yang gajinya belum tentu mencukupi kebutuhan hidup.
Hal tersebut dapat dibuktikan ketika saya memwawancarai salah satu mahasiswa,
dengan pertanyaan yang saya ajukan yaitu,
“apabila anda memiliki uang yang cukup untuk membayar calo supaya anda
diluluskan menjadi PNS, apakah anda akan membayar calo itu?” Seseorang itu pun menjawab “Ya, selagi ada kesempatan
dan ada peluang untuk mengikuti jalan tersebut, ya menurut saya tidak apa-apa.”
Namun tidak semua orang
berpikiran seperti itu, ada juga salah satu mahasiswa yang saya wawancarai
ketika menayakan pertanyaan yang sama dengan pertanyaan diatas, ia benjawab “Saya
tidak akan melakukan hal seperti itu, lebih baik uang yang saya miliki dijadikan
peluang usaha yang lain, lagian apabila PNS memang sudah menjadi rezeki saya,
Allah pun akan memudahkan saya untuk menjadi PNS” begitu tuturnya.
Setelah saya menayakan
hal tersebut, ada lagi yang saya tanyakan kepada mereka mengenai keinginan guru
menjadi PNS. Kebanyakan guru mengiginkan status dirinya menjadi PNS karena
ingin memenuhi kebutuhan hidup mereka menjadi lebih layak dan juga dikalangan
masyarakat status PNS lebih dipandang lebih terhormat dibanding pekerjaan yang
lainnya. Pertanyaan yang saya ajukan kepada mereka yaitu “Menurut anda ada tidak cara lain yang dapat
dilakukan oleh seorang guru supaya dapat memenhi kebutuhan hidup sehari-hari
tanpa mengganggu konsentrasi/kinerja guru yang professional dan tanpa harus
ngotot menjadi PNS?.” Dari hasil pertanyan tersebut, ada salah satu mahasiswa
yang menjawab, “Untuk memenuhi kebutuhan hidup supaya tidak terlalu keukeuh ingin menjdi PNS, yang bisa
seorang guru lakukan diantaranya yaitu guru dapat membuka les dirumah,
bayangkan saja misalnya dalam satu bulan satu orang siswa dipatok dengan harga
50 ribu 3 kali pertemuan dalam satu minggu dikali minimal 30 orang, hasilnyakan
lumayan untuk menambah-ambah uang untuk kebutuhan hidup. Dengan cara tersebut
seorang guru tetap bisa memenuhi tanggung jawabnya menjadi guru yang
professional dan juga dapat menambah keuangan untuk menambah kebutuhan hidup.”
Berhubungan dengan
pernyataan diatas, saya jadi teringat perkataan salah satu dosen di Universitas
Siliwangi yaitu Prof. Dr. H. Dedi Heryadi, M.Pd, mengatakan “Salah satu usaha
lain yang dapat seorang guru yang dapat dilakukan untuk menambah-nambah
penghasilan seorang guru, khususnya Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia yaitu dengan cara membuat artikel, esai atau opini yang dapat
dikiramkan ke salah satu koran, selain itu guru juga dapat menyusun buku ajar
yang bisa dikirimkan ke salah satu penerbit buku. Yang terpenting adalah adanya
life skill atau kemampuan diri.”
Dari
pernyataan-pernyataan yang telah diutarakan, kita telah disadarkan bahwa tidak
selamanya rezeki seorang guru bergantung
pada status PNS. Pada intinya semua kembali kepada usaha yang dilakukan oleh
setiap orang. Apabila ingin berusaha dengan sungguh-sungguh, rezekipun akan
dengan mudahnya mengalir kepada diri mereka. Pada intinya seorang guru tidak
perlu risau apabila ia belum juga menjadi PNS. Masih banyak cara yang dapat
dilakukan selama seseorang tersebut berpikir, berusaha dan berdoa.